Skip to main content

Marahnya Orang yang Terkenal Sabar, Jangan Sepelekan! - Opini


Sumber foto : pexels.com

Sabar. Semua orang pasti tahu apa itu sabar. Tentang definisi sabar, tentu semua orang mengetahuinya. Namun, apa mereka juga tahu bagaimana mendefinisikan sabar?
Definisi tentu berbeda dengan mendefinisikan. Definisi hanya sekedar arti, sedangkan mendefinisikan lebih bermakna "mempraktikkan", atau kalau menurut saya dalam ilmu Matematika disebut "mensubstitusikan".

Mungkin secara sekilas, sabar terlihat mudah. Tapi ketika dijalankan, ia benar-benar terasa amat sulit. Bahkan mungkin lebih sulit dari mengerjakan soal kalkulus dalam matenatika. Mulai dari harus bersabar terhadap cobaan kehidupan, cobaan dalam beribadah, hingga bersabar ketika mendapat hinaan dan bahkan cacian yang bertubi-tubi.

Semua kejadian yang kita lalui yang tidak berkenan di hati harus dilandasi dengan rasa sabar serta diikuti dengan memaafkan. Walaupun mungkin itu terasa sangat berat. Tapi percayalah, bahwa keimanan kita sedang diuji. Seberapa sabar kita, seberapa kuat kita akan bertahan menghadapi cobaan-cobaan itu.

Namun, sabar juga ada batasnya, begitulah kata orang-orang. Memang, bagi masyarakat awam seperti saya, sabar memang ada batasnya, apalagi bagi saya batas sabar tidak terlalu jauh. Mungkin sekali dua kali tiga kali masih bisa untuk bersabar. Namun ketika sudah puluhan kali bahkan sampai ratusan kali, apa kesabaran kita akan sama seperti ketika pertama kali?

Mungkin kebanyakan orang akan menjawabnya "tidak", karena memang kesabaran mereka belum tentu sampai situ. Tapi ada beberapa orang yang bahkan hingga kesekian kalinya pun masih bisa bersabar sama seperti pertama kalinya. Orang-orang seperti itulah yang pantas disebut orang yang penyabar. Bukan orang yang hanya ketika mendapat nilai jelak misalkan dan bersabar tanpa ada usaha, bukan seperti itu.

Sangat jarang orang seperti itu bisa marah, apalagi meluapkan kemarahannya. Walaupun di hatinya terasa jengekel. Namun dengan sekuat tenaga dia tetap bersabar dan menahan amarahnya. Tapi, bukan berarti kita iseng lalu mengolok-oloknya atau bahkan sampai mencacinya tiada henti. Bukan seperti itu yang harus kita lakukan, melainkan dengan mencontoh kesabaran yang dia miliki.

Perlu diperhatikan juga, ketika orang yang terkenal sabar tadi kesabarannya sudah mencapai puncaknya, apabila dia marah, maka amarah yang diluapkannya akan sangat besar bahkan sampai mengalahkan amarah orang biasa marah. Itu dikarenakan dia sering menahan dan memendam amarahnya, hingga amarah itu semakin menumpuk dan bahkan menggunung. Untuk itu, janganlah sekali-kali membuat apalagi berusaha agar orang yang terkenal sabar tersebut bisa marah, karena dikhawatirkan menjadi madharat, baik itu bagi dirinya, mupun bagi kita juga orang lain di sekitarnya.

Jadi, ingatlah! jangan sekali-kali menyepelekan dan meremehkan orang yang terkenal sabar.
Sekian dari saya, mohon maaf jika ada yang tidak sependapat. Karena ini hanya merupakan opini dari saya. Terima kasih.

Comments

Popular posts from this blog

Data Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2020 – 2022 (Berdasarkan Data BPS Banten)

Kemiskinan adalah permasalahan sosial yang serius di seluruh dunia. Hal ini terjadi ketika individu, keluarga, atau komunitas tidak memiliki akses yang memadai terhadap sumber daya ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan peluang lainnya yang penting untuk memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan taraf hidup mereka. Kemiskinan tidak hanya melibatkan keterbatasan finansial semata, tetapi juga kekurangan dalam berbagai aspek kehidupan. Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan sering mengalami kesulitan dalam memperoleh makanan yang cukup, air bersih, sanitasi yang layak, perumahan yang layak, pendidikan berkualitas, layanan kesehatan, dan kesempatan kerja yang layak. Mereka sering terperangkap dalam lingkaran kemiskinan yang sulit untuk ditinggalkan. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan dalam suatu negara atau wilayah adalah jumlah penduduk miskin. Data tentang jumlah penduduk miskin membantu dalam memahami dan merencanakan kebijakan untuk mengatasi masalah ke

Menggali Kelebihan ASUS Vivobook Go 14 Flip yang Bikin Saya Jatuh Cinta

  Kemarin siang, sekitar pukul 14.00 WIB, saya menjalani proses wawancara yang sangat dinanti-nantikan. Wawancara ini dilakukan secara daring melalui platform Google Meet, tautan untuk pertemuan ini telah dikirimkan oleh pihak HRD sebelumnya. Sumber foto: asus.com Awalnya, saya sangat bersemangat menunggu momen ini karena merupakan pengalaman pertama saya mengikuti wawancara. Namun, ketika HRD masuk ke dalam ruang virtual, saya segera menghadapi kendala yang tidak terduga. Suara yang saya ucapkan tidak terdengar di sisi mereka, sementara suara HRD terdengar dengan jelas di pihak saya. Ketika menghadapi masalah ini, perasaan saya menjadi sedikit terguncang. Saya berharap semuanya akan berjalan lancar, mengingat saya sebelumnya tidak pernah mengalami masalah serupa saat menggunakan platform lain seperti Zoom Meeting dengan perangkat keras yang sama. Namun, ternyata situasinya berbeda kali ini. Akhirnya, HRD mengambil inisiatif untuk melanjutkan wawancara melalui WhatsApp dengan tujuan me

Belajar Data Science Lancar Tanpa Ngelag dengan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)

Sebagai mahasiswa semester akhir, saya tentunya dituntut untuk memiliki skill yang akan digunakan dalam dunia kerja. Skill yang dibutuhkan sesuai jurusan saya adalah mengajar. Ya, mengajar. Hal itu dikarenakan saya berkuliah di jurusan yang amat sangat berkaitan dengan dunia pendidikan, tepatnya jurusan Pendidikan Matematika. ASUS Vivobook Pro 14 OLED | asus.id Namun sejujurnya, saya kurang begitu senang jika disuruh mengajar. Bukan karena tidak ikhlas atau sejenisnya. Melainkan karena tiap kali dipercaya untuk mengajar, saya merasa takut tidak bisa menjadi pengajar yang baik untuk siswa. Hal itu disebabkan oleh karena saya merasa bahwa kemampuan public speaking saya yang masih kurang dan jauh dari sempurna. Sehingga saya khawatir, bukannya membuat siswa betah dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran, malah membuat siswa cenderung bosan dan malas untuk memerhatikan. Untuk itu, karena saya merasa sepertinya saya tidak bisa menjadi maksimal jika mengajar, maka saya berpikira