Sudah lama sekali rasanya saya merasakan nikmatnya menonton televisi. Kalau tidak salah ingat, kira-kira pada saat saya berada di kelas VII, sekitar umur 12 tahun. Itu merasakan nikmatnya, lho, ya, bukan menonton acaranya. Merasakan nikmat menonton TV maksudnya adalah merasakan ketenangan dan kesenangan ketika sedang menonton TV, dan tempat menontonnya di rumah. Sedangkan menonton acaranya saja, bisa dilakukan di rumah orang lain, teman misalnya. Namun untuk mendapatkan ketenangan ketika sedang menonton TV di rumah teman, rasanya susah sekali. Karena orang tua pasti mencari saya kalau-kalau tidak izin terlebih dahulu. Alhasil belum bisa dikatakan menikmati.
TV Tabung | pexels.com |
Saya
sendiri sebenarnya termasuk orang yang jarang menonton TV di rumah. Bukan tak
mau, tapi tak bisa. Ada beberapa kendala yang membuat saya jarang menonton TV
di rumah. Seperti sering tidak tertangkapnya sinyal dari saluran TV yang
menimbulkan titik-titik putih semacam semut yang memenuhi layar TV, sehingga
membuat TV tak dapat dinikmati dan ditonton acaranya. Adalagi karena tak jarang
TV di rumah saya rusak. Harapannya sih segera diperbaiki, namun seringnya
TV tersebut rusak ketika bapak sedang tak memegang uang banyak, sehingga selalu
diundur ke bulan-bulan berikutnya.
Ada
lagi alasan yang sangat sering membuat saya jarang menonton TV di rumah, yaitu
larangan orang tua. Orang tua jarang memberi izin kepada saya untuk menonton TV.
Kadang alasannya karena kalau banyak menonton TV akan berpengaruh terhadap
nilai rapor, padahal nilai rapor saya selalu bagus dan sering masuk peringkat
tiga besar. Kadang juga karena orang tua sedang ingin menonton dan tak mau
diganggu. Sedangkan alasan sisanya, saya tak pernah tahu spesifiknya.
Walaupun
begitu, kalau saya sedang ingin sekali menonton TV, saya biasanya pergi ke
rumah teman. Izin ke orang tua ingin main di rumah teman, sesampainya di rumah
teman tersebut, saya ikut bergabung menonton TV bersamanya. Itu pun kalau teman
saya sedang ada di rumah, kalau sedang tidak ada di rumah, ya mau tidak mau
saya kembali pulang.
Tapi
kalau dipikir-pikir, ada untungnya saya sebagai orang yang ‘sudah biasa’ jarang
menonton TV. Jadinya saya tak terlalu kaget dengan perkembangan zaman yang
sekarang tak jarang acara TV mulai ditinggalkan. Kehadiran salah satu ciptaan
teknologi perkembangan zaman bernama smartphone membuat saya merasa
senang. Bagaimana tidak? Saya yang terbiasa jarang menonton TV dan cepat merasa
jenuh tatkala sedang tak ada kawan main kini jadi memiliki hiburan pengganti.
Jenis hiburannya pun lebih banyak dan beragam, tak seperti televisi yang hanya
menampilkan acara itu saja, stasiun/channel penayangannya pun sangat
terbatas. Berbeda dengan smartphone yang memiliki jangkauan tak terbatas
dengan menggunakan jaringan internet.
Namun
tetap saja, sebagai orang yang sudah jarang menonton TV, saya selalu penasaran
dengan acara-acara TV yang pernah dan sudah lama tak saya tonton. Sering sekali
saya tiba-tiba merasa kangen acara-acara dari beberapa stasiun televisi tersebut.
Karena jangkauan smartphone yang menggunakan internet sangat luas, saya segera
melakukan pencarian berbagai aplikasi dan alamat website yang
menyediakan layanan streaming gratis dari stasiun TV Indonesia.
Awalnya
saya senang sekali dapat menemukan beberapa stasiun TV yang pernah saya tonton,
sambil mengingat-ingat acara apa saja yang dulu saya tonton. Namun setelah
melihat lebih lanjut, saya merasa agak kecewa dengan acara-acara yang
ditayangkan sekarang. Hanya sedikit acara yang menurut saya bermutu dan
bermanfaat. Sedangkan acara sisanya, saya rasa terlalu banyak menayangkan hal-hal
yang kurang pantas untuk dipertontonkan. Sinetron dengan gimmick dan
drama yang terlalu berlebihan, acara gosip yang fokusnya hanya mencari-cari
kesalahan orang lain, bahkan ada juga acara yang secara tidak langsung
menayangkan diskriminasi dan tindakan bullying di dalamnya.
Miris
sekali melihatnya. Saya merasa khawatir jika tayangan tak pantas itu dicontoh
anak-anak di zaman sekarang. Saya harap, alangkah baiknya kembalikan saja
acara-acara dulu yang walaupun saya pribadi jarang menontonnya, tetapi acara-acara
dulu banyak manfaatnya untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Comments
Post a Comment