“Ayah, mengapa dua temanku itu amat berbeda, ya?
Rory, orangnya baik sekali, tutur katanya sopan dan lembut,
menenangkan hati jikalau ia berbicara, tak lupa untuk selalu menghargai orang
lain.
Sedangkan Arya, seringkali datang menghardik, membuatku dan
yang lainnya merasa tidak nyaman ketika berada di dekatnya, tutur katanya amat tak
mengenal etika, serta mudah sekali dalam menyalahkan orang lain, apalagi kita
yang berbeda kepercayaan.
Mengapa mereka berdua bisa berbeda, Yah? Padahal, kan
mereka menganut kepercayaan yang sama,” tanya putraku yang sepertinya terkena
lagi oleh ulah anak yang bernama Arya itu.
“Nak. Sebenarnya, hal itu bisa kau jadikan pelajaran.
Pelajaran dalam menilai seseorang.
Dari tingkah kedua temanmu itu, kita bisa tahu bahwa memahami
agama tak sekadar dengan memperbanyak ibadah kepada Tuhannya saja, melainkan
juga dari cara berperilakunya kepada orang lain.
Orang yang dapat memenuhi kedua kriteria tersebut, itulah
sosok agamawan yang sejati,” jawabku sambil menenangkan putraku dan membantunya
mengerjakan tugas.
Menes, 15 Juni 2020
Ahmad Miftahul Farohi
Comments
Post a Comment